![]() |
Foto bersama usai kegiatan Triwulan I Anggota MRP Pokja Perempuan, monitoring pelaksanaan program nasional MBG di Kampung Yobeh Distrik Sentani Kabupaten Jayapura. Selasa, 18/3/2025 (Foto ; Dani) |
SENTANI | Papuareels.id – Dalam kegiatan monitoring triwulan pertama program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kampung Yobeh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Ketua Ikatan Perempuan Yobeh, Dona Sokoy, menyampaikan harapannya agar program ini lebih memberdayakan perempuan lokal dan mengutamakan produk asli Papua.
Dona menyoroti ketergantungan terhadap bahan pangan dari luar daerah, seperti telur dari Jawa, yang masih mendominasi pasokan makanan di Sentani. Ia meminta pemerintah daerah, khususnya Bupati, untuk lebih mendukung masyarakat lokal dengan membagikan alat tangkap ikan bagi ibu-ibu di sekitar Danau Sentani. Menurutnya, ikan mujair yang kaya gizi dapat menjadi sumber protein utama dalam program ini.
“Saya mewakili seluruh perempuan Sentani meminta agar ibu-ibu diberdayakan. Danau ini memiliki potensi luar biasa. Jangan semua bahan makanan didatangkan dari luar, kita harus manfaatkan apa yang ada di sini,” ujarnya.
Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Pokja Perempuan, Fibiola Ohei, menambahkan bahwa program MBG harus memprioritaskan penggunaan bahan pangan lokal, seperti sagu, ikan segar, dan sayur-sayuran yang ditanam oleh warga kampung. Ia juga menegaskan bahwa produk luar sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam program ini demi mendukung perekonomian nelayan dan petani lokal.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengawasi agar tidak ada lagi telur atau produk dari luar yang masuk ke dalam program ini. Semua harus kembali ke produk lokal,” kata Fibiola.
Dalam diskusi tersebut, Fibiola juga mengajak yayasan lokal untuk turut berperan dalam pelaksanaan program MBG, serta memastikan bahwa perempuan dan anak-anak Papua benar-benar merasakan manfaatnya.
“Kami ingin program ini tidak hanya sekadar memberikan makanan bergizi, tetapi juga menjadi upaya membangun ekonomi perempuan dan generasi muda Papua,” tegasnya.
Selain itu, keterlibatan pemuda Papua juga menjadi perhatian dalam program ini. Fibiola menyebutkan bahwa pihaknya membuka peluang bagi anak laki-laki dan pemuda setempat untuk mengikuti program pendidikan di Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) guna memperkuat pengawasan dan keberlanjutan program di kampung-kampung.
Kegiatan monitoring ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk aparat keamanan dan masyarakat setempat, sebagai bagian dari upaya memastikan program MBG benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat asli Papua. (DanTop)