Anggota DPRK Jayapura. Liberth Entong, siap menjawab aspirasi masyarakat. Kampung Kwansu, Distrik Namblong. kabupaten Jayapura. Sabtu, 4/2/2025 (Foto ; DocLE)
SENTANI | Papuareels.id – Warga di enam kampung di Distrik Kemtuk, Kabupaten Jayapura, mengeluh keterbatasan air bersih. Mereka hanya mengandalkan air hujan dan sumur dangkal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kini, melalui momen reses yang dihadiri Wakil Ketua Komisi B DPRK Jayapura, Libert Entong, warga menyuarakan harapan mereka akan akses air bersih yang layak.
Di sepanjang jalan utama yang menghubungkan Kampung Kwansu, Nambon, Mandayawan, Mamei, hingga Kampung Mamda, deretan tangki air terlihat di halaman rumah-rumah warga. Tangki-tangki ini bukan sekadar tempat penampungan, tetapi simbol harapan mereka akan datangnya hujan, satu-satunya sumber air yang tersedia.
Libert Entong, yang merupakan putra daerah Kemtuk, memahami betul kondisi ini. Dalam kegiatan reses tahap pertama di Kampung Mamda, Sabtu (25/1/2025), ia mendengarkan langsung aspirasi masyarakat.
"Saya tahu betul apa yang dirasakan masyarakat di sini. Saya sendiri lahir dan besar di Kampung Mamda, hidup lebih dari 40 tahun tanpa akses air bersih," ungkapnya.
Dalam reses tersebut, perwakilan dari enam kampung dengan suara bulat menegaskan bahwa air bersih adalah prioritas utama. Selain itu, mereka juga mengusulkan pembangunan jalan produksi, rumah layak huni, fasilitas pendidikan, serta alat penunjang pertanian.
"Puluhan tahun kami hidup dengan air mata tanpa mata air yang layak. Kami memohon kepada pemerintah daerah untuk segera merealisasikan fasilitas air bersih," ujar Yuliana Bemei Banosro, perwakilan dari Kampung Nambon.
Yuliana juga menyoroti persoalan pendidikan, terutama kesulitan transportasi bagi anak-anak yang harus menempuh perjalanan jauh untuk bersekolah di distrik tetangga.
"Anak-anak kami sering menumpang truk kontainer untuk ke sekolah. Kami butuh bus antar-jemput agar pendidikan mereka tidak terganggu," tambahnya.
Pembangunan Fasilitas Air Bersih Segera Direalisasikan
Menanggapi keluhan tersebut, Libert Entong menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah merencanakan pembangunan fasilitas air bersih yang akan mengalirkan air dari mata air di Kampung Sabron ke seluruh kampung di Distrik Kemtuk.
"Ini adalah tahun pelayanan yang harus membawa perubahan nyata. Kami akan memulai pembangunan fasilitas ini dengan sistem pipanisasi. Aspirasi masyarakat akan saya bawa dan kawal hingga penetapan APBD 2026," tegasnya.
Namun, Libert juga mengingatkan masyarakat agar mendukung proyek pembangunan ini dan tidak terjebak pada persoalan klasik seperti pemalangan tanah atau tuntutan ganti rugi yang dapat menghambat proyek.
"Fasilitas yang sudah dibangun harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik untuk kemajuan bersama," ujarnya.
Pertanian Juga Jadi Fokus Aspirasi Warga
Selain air bersih, sektor pertanian juga menjadi perhatian utama dalam reses ini. Marthen Yaku, perwakilan dari Kampung Sama, menekankan pentingnya profesionalisasi pertanian dengan menyediakan alat penunjang seperti traktor dan memperbaiki jalan produksi agar hasil pertanian lebih mudah dijual.
Esau Waru, dari Kampung Kwansu, menambahkan bahwa permintaan akan air bersih dan pengembangan ekonomi berbasis pertanian sudah diajukan dalam berbagai musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).
"Tapi dari musrenbang ke musrenbang, usulan kami seolah tak pernah berbuah. Kami tetap hidup dengan air mata," ujarnya penuh harap.
Dalam kegiatan reses ini, Libert Entong juga menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat sebagai bentuk dukungan nyata. Namun, ia menegaskan bahwa perubahan tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada keterlibatan aktif masyarakat.
"Ada banyak kelompok tani yang sudah terbentuk di kampung-kampung. Manfaatkan lahan tidur untuk pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Dengan cara ini, kita bisa menciptakan kemandirian ekonomi," pungkasnya. (DanTop)