Flayer aksi serentak telah dibagikan kepadaasyrakat untuk turut berikan partisipasi dan dukungan untuk kegiatan tersebut, Jayapura, Papua. Kamis, 12/12/2024 (foto ; Doc FJFTS)
JAYAPURA | Papuareels.id - Pada 16 Desember 2024 mendatang, seruan aksi serentak nasional akan digelar untuk menuntut keadilan atas kasus penembakan yang menewaskan Tobias Silak dan Naro Dapla. Seruan ini disampaikan oleh Koordinator Central Forum Jaringan untuk Keadilan Tobias Silak (FJFTS), Herlina Sobolim, sebagai bentuk solidaritas terhadap keluarga korban dan masyarakat Yahukimo.
Tobias Silak, seorang pemuda sipil berusia 22 tahun yang bekerja sebagai staf Bawaslu Kabupaten Yahukimo, ditembak mati pada 20 Agustus 2024 di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Penembakan ini diduga dilakukan oleh anggota Brimob yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz. Kasus ini telah memicu kemarahan masyarakat Papua, terutama keluarga korban dan 12 suku besar di Yahukimo yang menuntut proses hukum yang transparan.
Menurut tim kuasa hukum yang dipimpin oleh Emanuel Gobai, SH., MH., dan Koalisi Advokat Papua, hingga saat ini, penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Papua belum memberikan kepastian hukum kepada keluarga korban. Alasan yang diberikan pihak penyidik adalah faktor administratif dan subjektivitas seperti "pengadilan libur." Selain itu, Komnas HAM belum secara terbuka mengeluarkan hasil investigasi yang dilakukan di Yahukimo pada 24-26 November 2024, sehingga rekomendasi kepada pihak terkait belum terlihat.
Aksi nasional ini bertujuan untuk mendesak:
1. Penangkapan, pemecatan, dan pengadilan terhadap pelaku penembakan Tobias Silak dan Naro Dapla.
2. Transparansi hasil investigasi oleh Komnas HAM.
3. Kepastian hukum dari pihak berwenang atas kasus yang menimpa kedua korban.
FJFTS menyerukan kepada organisasi, NGO, gerakan mahasiswa, OKP, BEM, Solidaritas Indonesia, serta seluruh rakyat Papua untuk bersatu dalam solidaritas, diskusi, dan konsolidasi menuju aksi nasional di kota masing-masing.
Aksi ini diharapkan menjadi momentum untuk menuntut keadilan dan memastikan bahwa hak asasi manusia di Papua dihormati tanpa diskriminasi. (Kordinator FJFTS/DanTop)
Posting Komentar