Bengkel Om Kumis Dok V Bawah, Sekolahkan Anak Dari Tambal Ban

 

JAYAPURA - Bengkel Om Kumis (Hasanuddin) menjadi pahlawan bagi pengendara roda dua dan empat yang sedang alami kesialan saat berkendara di sekitar Dok V bawah Jayapura Utara.

""Saya buka mulai dari jam delapan pagi dan tutup lima sore (17:00)," kata Om Kumis sapaan sehari-harinya saat di temui media ini, Rabu (30/10/2024).

Awalnya Om Kumis, adalah kerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Surabaya selama 10 tahun. Saat datang silatuhrahmi ke adik kandung yang ada di Jayapura, Papua. 

"Iseng-iseng cari kerja isi waktu di Jayapura. Malah ketemu dapat kerjaan. Saya kerja di bengkel Tasangka Polimak," ujarnya.

Sejak 2001 silam, om kumis bekerja di bengkel milik orang lain. Setelah berjalan lima tahun, om kumis bertekad memiliki usaha bengkel sendiri.

"Saya pelan-pelan buka bengkel tambal ban. Modal awal hanya sebuah kunci-kunci pembuka ban dan lainnya," dijelaskan Om Kumis.

Atas tekad dan fokus dalam usahanya, om kumis mampu membiayai tiga orang anak dari seorang istri tercinta bernama Sri. Anak tertua, kata Om Kumis telah duduk dibangku kuliah semester akhir di Universits Yapis (Uniyap) Jayapura.

"Asam garam telah saya dapat selama buka bengkel tambal ban. Karena karakter masing-masing konsumen yang paling berat, harus dihadapi dengan kesabaran," katanya.

Usaha apapun, lanjutnya, sepi dan ramai adalah hal yang biasa. Dikatakan om Kumis, ada banyak konsumen yang datang silih berganti dengan karakter berbeda-beda.

"Rejeki tak datang dari satu arah. Tapi saya harus tetap fokus juga dengan usaha yang sudah hidupi keluarga saya ini," ujarnya.

Setelah menutup bengkel, dirinya kembali menjadi seorang bapak dan kepala rumah tangga yang harus membantu istri mengerjakan tugas-tugas dirumah.

"Kalau sampai rumah, yang sambut duluan anak saya laki-laki paling bungsu. Itu sudah kebahagiaan dan rasa capek saya bekerja terbayarkan," ujarnya.

Dari cerita om kumis inilah, dapat dipetik menjadi sebuah inspirasi dan motivasi dengan mensyukuri rejeki dari Sang Pencipta, bahwa setiap insan manusia harus giat bekerja dan selalu saling tolong menolong terhadap sesamanya, karena rejeki datang bukan hanya dari pekerjaan, melain datang dari hal positif yang telah dilakukan. (Indrayadi TH)

Lebih baru Lebih lama