JAYAPURA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Papua mengidentifikasi beberapa daerah mulai memasuki panen cabai. Daerah-daerah yang teridentifikasi tersebut meliputi Provinsi Papua, Papua Selatan, dan Papua Tengah.
“Diperkirakan panen akan berlangsung dari bulan September hingga bulan Desember dan diharapkan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat menyambut aktivitas terkait pilkada dan persiapan Natal serta tahun baru” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Faturachman melalui keterangan tertulis, Kamis ( 19/9/2024).
Ia menyebutkan, tonase panen cabai diestimasi beragam dari 175 ton hingga 225 ton. Masuknya musim panen cabai di beberapa daerah tersebut diharapkan dapat menekan laju inflasi di Tanah Papua serta mendukung pencapaian target inflasi nasional pada rentang 2,5% ± 1% ( persen ).
“Secara historis, aneka cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang selalu memberikan tekanan terhadap inflasi secara nasional maupun di Papua. Besarnya kebutuhan cabai terkait karakteristik makanan Indonesia dan Papua secara umum selalu menggunakan aneka cabai dalam pengolahannya” jelas Faturachman.
Selain itu, lanjutnya, pasokan cabai di Papua masih belum sepenuhnya dapat mengimbangi permintaan masyarakat sehingga menciptakan ketergantungan dari pasokan luar.
” Berdasarkan pantauan KPw BI Papua tren harga cabai di Wilayah Papua dalam kurun waktu Juli-September (M3) menunjukkan penurunan dari Rp 98.400/kg ( kilogram ) menjadi Rp67.400/kg atau secara rata-rata turun sebesar 32 persen.” ungkap Faturachman.
Ia menyebutkan, per Agustus 2024, Papua dan Papua Selatan tercatat sebagai 10 provinsi dengan inflasi terendah masing-masing 1,03 % (yoy) dan 1,80% (yoy).
“Di sisi lain, Papua Tengah dalam tiga bulan terakhir sudah menunjukkan tren penurunan dari 4,39% (yoy) menjadi 3,74% (yoy). Sedangkan inflasi Papua Pegunungan masih tercatat pada kisaran 5% (yoy).” ungkap Faturachman. (Hatta IT)